Friday, December 05, 2008

Can You Read This?

Cna yuo raed tihs???
Olny 55% of plepoe can.
I cdnuolt blveiee taht I cluod aulaclty uesdnatnrd waht I was rdanieg. The phaonmneal pweor of the hmuan mnid, aoccdrnig to a rscheearch at Cmabrigde Uinervtisy, it dseno't mtaetr in waht oerdr the ltteres in a wrod are, the olny iproamtnt tihng is taht the frsit and lsat ltteer be in the rghit pclae. The rset can be a taotl mses and you can sitll raed it whotuit a pboerlm. Tihs is bcuseae the huamn mnid deos not raed ervey lteter by istlef, but the wrod as a wlohe. Azanmig huh? yaeh and I awlyas tghuhot slpeling was ipmorantt!


~(o^_^o)~

Monday, November 10, 2008

~Memilih~

Halo semua yang sedang menunggu postingan FeNFenD...
Jadi terharu ada yang kasih comment... dan comment terbaik jatuh pada... mmm.... siapa yah? susah juga buat memilih... ngomong-ngomong soal memilih, apakah kehidupan kita selalu dihadapkan dengan pilihan? haruskah kita memilih salah satu dan mungkin dengan memilih salah satu kita akan mengorbankan yang lainnya... ya itulah namanya suatu pilihan.
Ya seperti biasa ini ada selipan cerita agar lebih menarik:

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yg subur. Bibit yg pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku."dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.
Bibit yg kedua bergumam, "Aku takut, jika ku tanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yg akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yg akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yg kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Renungan:
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yg harus kita jalani. Namun seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu . Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.

Sekian ceritanya... semoga bisa memberikan inspirasi bagi yang membacanya...
~(o^_^o)~

Tuesday, October 21, 2008

Istirahat?

Halo semua... Mau posting cerita lagi nih di hari yang sangat membosankan ini... Banyak permasalahan yang FeNFenD hadapin yang mungkin sampai hari ini masih belum bisa keluar dari permasalahan itu, gak FeNFenD aja sih yang hadapin permasalahan sekarang, mungkin masih banyak lagi orang yang menghadapi permasalahan yang lebih memusingkan dan lebih bikin stress. Apalagi sekarang dunia lagi menghadapi krisis keuangan, benar-benar makin banyak orang yang stress sampai ada yang tega-teganya menghabisi keluarganya sendiri dan diri dia sendiri untuk mengakhiri semua yang bikin stress. Kenapa kita gak bisa lepas dari masalah? Kapan kita bisa istirahat tanpa memikirkan masalah? Apa kita tidak bisa istirahat dari masalah? Atau kita yang harus mengistirahatkan masalah kita? Ya udah deh daripada pusing-pusing kita baca aja ya cerita berikut.


Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam. Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini.

Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan.

Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya. Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala.

Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan...," begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh.
Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya berkata, " tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja."
Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar.

Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja,mie goreng yang mengepul telah terhidang. Keadaan yang semula canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, "Wah hujannya tambah deras nih, orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak?" Bapak itu menoleh ke arah saya, dan berkata, "Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam.

"Kalau hujan begini, jadi sedikit yang beli ya Pak?" kata saya, "Wah, rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja tak banyak yang membeli kalau hujan begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya saya keliru...

"Gusti Allah, ora sare dik, (Allah itu tidak pernah istirahat), begitu katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya." Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung kalau besok masih hujan.....".
Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah ora sare". Allah Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Maknanya terlampau dalam, membuat saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya dihadapan Tuhan.

Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi, dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok.

Hmm...saya makin bergegas untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak dibenak saya."Ya Allah, Engkau Memang Tak Pernah Beristirahat" Untunglah, hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan.
Dalam perjalanan pulang, hanya kata itu yang teringat, Gusti Allah OraSare..... Gusti Allah Ora Sare.....

Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar.

Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar, dengan sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang menakjubkan saya lakukan.
Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.
Gimana cerita di atas? Apa yang bisa petik dari cerita di atas? Hmm... (Berpikir Keras) Sekian dulu yah... C Ya...
"A question that sometimes drives me hazy: am I or are the others crazy?"
~(o^_^o)~

Tuesday, October 14, 2008

Renungan...

Siang 14 Oktober 2008, FeNFenD browsing-browsing buat cari e-book tutorial tentang programming, eh gak taunya dapat satu tulisan yang mungkin menurut FeNFenD itu adalah doa... isinya begini :
  • Aku berdoa agar diberikan kekuatan... Namun, Allah memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya.
  • Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan... Namun, Allah memberikanku masalah agar aku mampu memecahkannya.
  • Aku berdoa agar diberikan kecerdasan...Namun, Allah memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar dari-Nya.
  • Aku berdoa agar diberikan keberanian...Namun, Allah memberikanku persoalan agar aku mampu menghadapinya.
  • Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang..... Namun, Allah memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya.
  • Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan...Namun, Allah memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.
Hmm... Apa benar Allah begitu dalam menjawab segala doa kita? Renungkanlah... dan carilah makna dari apa yang kita dapatkan hari ini, besok dan seterusnya...
Put some colour into your life, firstly paint the colour you like on love.
~(o^_^o)~

Tuesday, September 23, 2008

Nice Story

Cerita ini FeNFenD ambil dari blog teman FeNFenD. Mengharukan banget loh ceritanya...
Silahkan menikmati cerita di bawah ini. :)
Aku pernah datang dan aku sangat patuh...

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian.Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah.Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras).Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi disekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia.Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan kepuskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai.
Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000$. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah diranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus.Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati".Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini".
Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba disebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas daripohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email keseluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercintasaya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota . Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Airmata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik".
Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan."Tante ini adalah surat wasiat saya."
Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,… ..Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer arah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka citadengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah... "demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh"(30 nov 1996- 22 agust 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".
-The End-
Bagaimana ceritanya? mengharukan bukan? Dan bagi kita yang sudah baca cerita di atas ini, kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang yaq. Banyak orang yang merasa putus asa dengan apa yang dihadapinya dan tidak melakukan apa-apa, tapi sebenarnya masih banyak yang bisa dia lakukan untuk orang-orang disekitarnya. Merasa dirinya banyak kekurangan dan bersedih tanpa melakukan apa-apa, padahal masih banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada dia yang bisa memberikan hal-hal bagi orang lain. Contohnya: Mas Eko Ramaditya Adikara (seorang Tunanetra yang banyak menyumbangkan artikel-artikel yang bagus tentang perkembangan teknologi komputer). Jadi yang merasa matanya minus, rabun, dll tidak perlu berkecil hati dan menjadi malas untuk melakukan apa-apa. Kita harus percaya kita bisa dan pasti ada orang disekitar kita yang akan selalu mendukung kita. Ciao...
"The purpose of life is a life of purpose"
~(o^_^o)~

Sayang VS Cinta


Halo semua… FeNFenD Back…
Browsing-browsing n ketemu blog waktu jaman kuliahan dulu, diliat-liat, dibaca-baca kembali tiba-tiba jadi kagen lagi buat ketik-ketik, akhirnya diaktifkan lagi deh blog nya. Mudah-mudahan FeNFenD bisa terus aktif terus yah nulis blog. [nulis blog atau ketik blog yah yg benar? (^o^)? ]

Setelah sekian lama gak tulis blog apa ntar tata bahasanya sama seperti waktu jaman kuliahan dulu yaq? Hohoho… Setelah sekian lama gak tulis blog banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan FeNFenD, Baca ada di postingan terakhir sebelum ini FeNFenD merasa takut kedepannya harus gimana, tapi apa yang ditakutkan bisa lewat begitu aja dan sekarang merasa sangat bersyukur dengan apa yang ada. Ada gelar S.Kom yang di dapat, ada kerjaan tetap, ada orang yang sayang n cinta ma FeNFenD n FeNFenD juga sayang banget n cinta ma dia… (loh loh… kok jadi curhat gitu… jadi maluw… >,< ), dll dll...

Btw alias By The Way alias ngomong-ngomong (harap maklum yah gaya bahasa FeNFenD seperti anak muda, tapi aslinya memang masih muda kok, muda selalu… uhukk..uhukk) :p Sampai mana ya tadi? Oh iya.. Btw FeNFenD mo bahas ah tentang apa yang namanya “Sayang” dan "Cinta" itu?
Darimana sih perasaan sayang & cinta itu bisa muncul? Kenapa? Apa Sebabnya? Kapan Munculnya? Pada siapa atau pada apa? Dimana saat pertama kali muncul rasa sayang itu? Ya….semua itu mungkin setiap orang punya jawaban yang berbeda-beda n tergantung situasi dan kondisi. Jadi menurut FeNFenD kata “sayang” & "cinta" itu artinya luas sekali. Apa sih beda sayang dan cinta itu sebenarnya? Hmm... (berpikir keras)

Ya seperti dulu aja deh, biar menarik diselipin ama cerita aja yaq… cerita ini FeNFenD dapat dari email yang diforward dari teman… Yuq qt simak cerita di bawah ini. ^^


Seorang murid bertanya kepada gurunya, apa bedanya cinta n sayang?Lalu guru itu membawa murid itu ketepi hutan, lalu berkata kamu masuk hutan itu, aku akan menunggumu di ujung hutan sebelah sana. Kamu petik SATU ranting yang kamu anggap bagus, tapi kamu tidak boleh melihat ke belakang. Nanti kamu serahkan ranting itu ke saya. Ingat kamu tidak boleh memetik ranting dua kali

”Lalu murid pun masuk hutan dan mulai memilih ranting. Setiap kali ia hendak mengambil ranting, ia berpikir bahwa di depan masih ada ranting yang lebih baik lagi. Maka ia selalu mengurungkan niatnya untuk mengambil ranting. Sampai akhirnya ia sampai di ujung hutan tempat gurunya menunggu, ia tidak membawa sebatang ranting pun.

Guru: kenapa kamu tidak membawa ranting?

Murid: karena, setiap kali saya ingin mengambil ranting, saya berpikir bahwa di depan saya akan menemukan yang lebih baik, sehingga saya tidak jadi mengambil ranting yang itu.

Guru: itu lah sayang…

Murid: lalu cinta itu apa?

Lalu guru menyuruh muridnya melakukan hal yang sama sekali lagi. Pada saat murid menemukan ranting yang di anggap baik, ia mengambilnya dan tidak menoleh ke ranting yang lain lagi. Lalu ia menyerahkan ranting itu kepada gurunya.

Guru: kenapa kamu ambil ranting yang ini? Sepertinya banyak ranting yang lebih bagus…

Murid: ya, tapi saya takut saya tidak akan menemukan ranting yang lebih baik lagi jika saya tidak mengambil ranting yang ini.

Guru: itu lah cinta… kamu memilih ranting yang ini dan kamu tidak memaling kan wajahmu ke ranting yang lain. Kamu menerima kelebihan & kekurangan ranting ini…



Nah bagaimana ceritanya? Menarik gak? hohoho...

Ya FeNFenD rasa definisi buat kata "sayang" dan "cinta" itu pasti berbeda-beda sesuai situasi dan kondisi juga. Mungkin dari 10 orang definisi yang diberikan juga bisa 10. N sebagai tambahan dari FeNFenD "sayang" dan "cinta" adalah hal yang sangat indah, tapi gak bisa selalu membuat qt tesenyum atau tertawa malah bisa membuat qt sedih atau marah. Percaya gak? hohoho...
Sekian dulu ah pembahasan tentang ini, klo dibahas terus pasti gak bakal selesai-selesai n buat jadi makin kangen ma si dia... upss... jadi maluw... (>,<)

~(o^_^o)~