Friday, May 29, 2009

_PosiTiVe ThiNkinG_

Yoo.. akhirnya FeNFenD bisa mencapai postingan ke 3 bulan ini. Today Topic is Positive Thinking? What is the meaning of Positive Thinking? Let's read the story below~



Sebuah kisah nyata...


Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu :

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi". Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.
Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

End Of Story


Contoh-contoh pengubahan sudut pandang :

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.

4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.

5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.

6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.

7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu
artinya saya masih mampu bekerja keras.

8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.

9. Untuk bunyi alarm keras jam 6 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.

10. Untuk gosip-gosip yg menerpa saya, karena itu artinya saya adalah seorang aktor/artis yang terkenal, yang tidak lepas dari gosip. Hohoho... ^o^


Lanjutkan sendiri yah dari 11 sampai seterusnya... cape klo ketik kebanyakan contoh-contohnya nih. ^^v Hmm... apa lagi yah yang mau diketik... bingung juga nih ^^? Sekian aja deh.

Action and reaction, ebb and flow, trial and error, all of this is the rhythm of living.

Salam FeNFenD

~(o^_^o)~

Wednesday, May 13, 2009

Pendapat

Halo... Setelah beberapa kali FeNFenD menulis dan menceritakan tentang kerjaan.. kerjaan.. dan kerjaan.. yang mungkin akan membuat orang yang membaca blog FeNFenD ini merasa bosan. Yuq kita bahas tentang acara hiburan yang ditayangkan di pertelevisian Indonesia. Misalnya Sinetron.. Acara Pencarian Bakat.. Dll... Tapi yang menarik Perhatian FeNFenD belakangan ini adalah acara T** M***r yang ditayangkan salah satu TV Swasta Indonesia.


Belakangan ini pertelevisian Indonesia diramaikan dengan tontonan/pertunjukan sulap. Ada pro dan kontra dari tontonan/pertunjukan. Ada yang mengatakan kalau itu membodohi masyarakat, ada yang bilang semua itu cuma skrenario, dll dll. Ya.. klo menurut FeNFenD sah-sah saja kok orang berpendapat begitu, tapi kadang pendapat-pendapat yang dinyatakan sangat menggelikan... Toh namanya acara hiburan kenapa perlu ada kata "membodohi masyarakat" itu.

Hal tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengatakan begitu tidak bisa menghargai karya orang lain yang sudah bersusah payah menyajikan sesuatu untuk menghibur masyarakat luas, bisanya cuma menyela dan menyela.

Bayangkan saja tontonan-tontonan di pertelevisian Indonesia sekarang yang berupa reality show, sinetron, pencarian bakat dll, apakah itu termasuk Pembodohan Masyarakat? Kalau mereka yang bisa berkata begitu dan mengomentari semua secara detail, bukankah mereka secara tidak langsung ikut menonton dan menikmati acara yang mereka katakan "membodohi masyarat"? Lucu juga yah ada komentar begitu keluar dari mulut orang, yang sebenarnya juga secara tidak langsung menikmati tontonan yang ditayangkan itu karena dia memperhatikan sampai sedetail-detailnya kesalahan atau mencari kesalahan yang ada di tontonan tersebut.


Hmm... Tapi mari kita berpikir positif saja dan dengan menulis hal tentang ini FeNFenD tidak bermaksud menyinggung orang tertentu yang mengemukakan pendapat tersebut, dan FeNFenD juga tidak berpihak pada pihak atau orang yang membuat acara itu. Menurut FeNFenD orang-orang yang berpendapat begitu adalah orang yang "Kritis" dan "Perfectionist". Tapi apakah di balik sifat mereka yang "Kristis" dan "Perfectionist" itu ada sifat menghargai karya orang lain?


Renungan:
Boleh saja kita berpendapat tentang karya atau sifat orang lain, tapi apa tidak lebih baiknya kita melihat diri kita sendiri terlebih dahulu?; apa yang kita dapat dari mereka dan bisakah kita melakukannya juga?; dan betapa susahnya mereka berusaha untuk menghasilkan buah pikiran untuk menghibur kita? (walaupun mereka mendapatkan bayaran) ^^


"If you can, help others; if you cannot do that, at least do not harm them. "
by Dalai Lama



Salam FeNFenD
~(o^_^o)~


Wednesday, May 06, 2009

Makna Pekerjaan

Yoo... Balik lagi bersama FeNFenD disini... Let's check this out 1st... :)

Beberapa waktu yang lalu saya memberikan pelatihan mengenai sikap kerja disebuah hotel berbintang lima di Singapura. Salah satu peserta pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang bekerja di hotel tersebut.Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.

Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan "seadanya", namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah.

Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membukan dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu. kurang lebih sebulan ! Tidak mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar 600 kamar.Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran. Setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi kekamar pertama, kamar 1001.

Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun.Pekerjaan semacam ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang membosankan ini. saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekedarnya saja.

Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu. Jawabannya sungguh diluar dugaan saya.Dia mengatakan,"James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel, tetapi lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. Mereka biasanya adalah Kepala Keluarga, CEO sebuah perusahaan, Direktur atau Manajer Senior. Dan saya tahu mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang."Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal didalam kamar.

Akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan mereka.Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang pimpinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan Kepala Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan.

Jadi, jangan meremehkan tugas saya."Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa jika seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.

Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anda tahu benar makna dibalik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda adalah seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, Kadiv, apakah Anda tahu makna dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer atau Kadiv ?Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.

By James Gwee

Bagaimana teman-teman yang sudah membaca cerita di atas? Ada masukan? Apakah anda termasuk orang seperti Pak Lim? atau mungkin anda punya makna lainnya? Ya semua berbalik lagi kepada anda sekalian. Salam FeNFenD.

"Being busy does not always mean real work. The object of all work is production or accomplishment and to either of these ends there must be forethought, system, planning, intelligence, and honest purpose, as well as perspiration. Seeming to do is not doing."
Thomas A. Edison


~(o^_^o)~